PESANTREN RAMADHAN SEBAGAI SARANA MEWUJUDKAN GENERASI MUSLIM MILENIAL, BERINTELEKTUAL DAN POTENSIAL DI ERA DIGITAL

Dalam rangka mewujudkan generasi muslim milenial yang berintelektual dan potensial, SMA Negeri 1 Parakan mengadakan pengajian di akhir Ramadhan 1444 H yang sekaligus sebagai penutup rangkaian kegiatan pesantren Ramadhan. Sebelum pengajian ini dilaksanakan, pesantren Ramadhan tahun ini telah didahului oleh berbagai kegiatan. Di antaranya ada pengumpulan zakat dan infak, pembagian ta’jil serta lomba-lomba keislaman.
Pengajian kali ini mengundang Dr. Ridho Muttaqin yang merupakan salah satu dosen INISNU Temanggung sebagai narasumber. Beliau datang dengan memakai gamis panjang, bersorban hijau serta kopiah putih. Kedatangannya sudah ditunggu para hadirin yang terdiri dari siswa/i kelas X dan kelas XI serta bapak/ibu guru yang mendampingi acara pengajian.
Setelah diperkenankan untuk memberikan tausiyahnya, Dr. Ridho memulai dengan menasehati siswa/i agar senantiasa jadi anak yang sholeh dan sholehah. Sebab menjadi anak yang sholeh akan menjadi kebanggaan bagi orang tua dan guru-gurunya. Salah satu bentuk kesholehannya adalah mampu melaksanakan perintah Alloh dengan maksimal di bulan Ramadhan ini. Seperti tidak pernah bolong dalam menjalankan puasa, melaksanakan shalat Tarawih, mampu mengkhatamkan Al-Qur’an dan ibadah-ibadah lainnya.
 “Menjadi pemuda millenial itu harus mengerti perkembangan zaman tanpa meninggalkan Allah dan Rasulullah.” imbuhnya. Artinya kita tidak ketinggalan perkembangan teknologi, tapi tetap patuh dan rajin dalam mengamalkan ajaran Islam. Hal ini yang akan menjadikan kita sukses di dunia dan nantinya juga sukses di akhirat.
Maka pesantren Ramadhan yang diadakan SMA Negeri 1 Parakan ini tidak lain memiliki tujuan menjadikan siswa/inya menjadi pemuda Islam yang memiliki karakter;
Pertama, memiliki keberanian (syaja’ah) dalam menyatakan yang benar itu benar dan yang batil  itu batil. Kemudian, siap bertanggung jawab serta menanggung risiko ketika mempertahankan keyakinannya.
Kedua, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (curiosity) untuk mencari dan menemukan kebenaran atas dasar ilmu pengetahuan dan keyakinan. Karena rasa ingin tahu yang tinggi ini pemuda berani melakukan gebrakan besar serta menantang kemapanan.
Ketiga, selalu berusaha dan berupaya untuk berkelompok dalam bingkai keyakinan dan kekuatan akidah yang lurus, seperti pemuda-pemuda Ashabul Kahfi yang dikisahkan Allah SWT pada surah al-Kahfi (18) ayat 13-25.
Keempat, selalu berusaha untuk menjaga akhlak dan kepribadian sehingga tidak terjerumus pada perbuatan asusila. Hal ini seperti kisah Nabi Yusuf dalam surah Yusuf (12) ayat 22-24.
Kelima, memiliki etos kerja dan etos usaha yang tinggi serta tidak pernah menyerah pada rintangan dan hambatan. Hal ini seperti dicontohkah nabi Muhammad saat muda yang menjadikan tantangan sebagai peluang hingga ia bergelar al-amin dari masyarakatnya.
Demikian nasehat-nasehat yang disampaikan oleh Dr. Ridho untuk para hadirin yang hadir. Semoga bermanfaat untuk masa depan para siswa sekalian. Wallahu A’lam...