In House Training SMA N 1 Parakan

SMAN 1 Parakan tingkatkan kompetensi Guru Guru adalah ujung tombak pendidikan di sekolah, oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas guru sudah seharusnya menjadi bagian rencana strategis dan masuk dalam kelompok prioritas utama. Jika kualitas diri guru meningkat, diharapkan kualitas pendidikanpun akan meningkat. Oleh karena itu, program pengembangan dan peningkatan kualitas guru, merupakan hal yang urgen. Untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional para guru SMAN 1 Parakan, maka SMA N 1 Parakan Mengadakan In House Training (IHT) pembuatan perangkat pembelajaran. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Kamis (19/9) bertempat di ruang aula kecil SMAN 1 Parakan. Pada acara tersebut dihadiri oleh semua guru SMAN 1 Parakan dan lima sekolah pengimbasan program Sekolah Penjaminan Mutu Indonesia (SPMI), yaitu: SMAN 1 Paringsurat, SMA Islam Knadangan, SMA Bhakti Karya Kaloran, SMA Harapan Bangsa, SMA Motesori. Kegiatan IHT tersebut mengundang pembicara Sri Endah Setyarini, S.Pd, M.Si dari SMAN 1 Wonosobo sekaligus sebagai Instruktur Propinsi Jawa Tengah tentang kurikulum. Sri Endah Setyarini, menyampaikan bahwa Pembelajaran akan bermakna apabila mampu mengantarkan anak untuk berpikir kritis, kreatif dan menyenangkan. Untuk mencapai hal tersebut perlu menerapkan RPP, pembelajaran serta penilaian Higher Order of Thinking Skill (HOTS). HOTS adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. HOTS atau kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan suatu kemampuan berpikir yang tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat saja, namun membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir kreatif dan kritis. Pemberian materi Sains disesuaikan dengan hakikatnya yaitu sebagai produk, proses, dan sikap ilmiah, sehingga diharapkan akan terbentuk juga sikap ilmiah pada siswa. Penerapan beberapa model pembelajaran seperti pembelajaran berbasis proyek (Project based learning), pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), belajar penemuan (Discovery/ inquiry) menjadi peluang bagi guru untuk menerapkan kegiatan pembelajaran pada level HOTS, tambah Setyarini. Kepala sekolah SMAN 1 Parakan, Dra. Retno Herwanti, M.Pd dalam sambutanya mengatakan bahwa penyelenggaraan IHT bertujuan meningkatkan kompetensi pedagogik guru yang adaptif. Selain itu untuk pengembangan sekolah yang berwawasan adiwiyata. Sekolah akan berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas guru sehingga kualitas pendidikan SMAN 1 Parakan dapat lebih maju, pungkas Retno Herwanti. (ED)